DISTRIBUSI FREKUENSI DAN GRAFIK
DISTRIBUSI FREKUENSI DAN GRAFIK
distribusi frekuensi adalah daftar nilai data (bisa nilai individual atau nilai data yang sudah dikelompokan ke dalam selang interval tertentu) yang disertai dengan nilai frekuensi yang sesuai.
Pada saat kita dihadapkan pada sekumpulan data yang banyak, seringkali membantu untuk mengatur dan merangkum data tersebut dengan membuat tabel yang berisi daftar nilai data yang mungkin berbeda (baik secara individu atau berdasarkan pengelompokan) bersama dengan frekuensi yang sesuai, yang mewakili berapa kali nilai-nilai tersebut terjadi. daftar sebaran nilai data tersebut dinamakan dengan daftar frekuensi atau sebaran frekuensi (distribusi frekuensi).
Dengan demikian, distribusi frekuensi adalah daftar nilai data (bisa nilai individual atau nilai data yang sudah dikelompokkan ke dalam selang interval tertentu) yang disertai dengan nilai frekuensi yang sesuai.
Sebagai contoh, perhatikan tabel 1 tersebut, adalah daftar nilai ujian matakuliah statistik dari 80 mahasiswa (Sudjana)
Sulit untuk menarik kesimpilan dari daftar tersebut. kita belum dapat menentukan berapa nilai ujian terendah dan tertinggi, demikian pula dengan nilai ujian yang paling banyak.
Tabel 1. Daftar Nilai Ujian Matakuliah Statistik
79 49 48 74 81 98 87 80
80 84 90 70 91 93 82 78
70 71 92 38 56 81 74 73
68 72 85 51 65 93 83 86
90 35 83 73 74 43 86 88
92 93 76 71 90 72 67 75
80 91 61 72 97 91 88 81
70 74 99 95 80 59 71 77
63 60 83 82 60 67 89 63
76 63 88 70 66 88 79 75
79 | 49 | 48 | 74 | 81 | 98 | 87 | 80 |
80 | 84 | 90 | 70 | 91 | 93 | 82 | 78 |
70 | 71 | 92 | 38 | 56 | 81 | 74 | 73 |
68 | 72 | 85 | 51 | 65 | 93 | 83 | 86 |
90 | 35 | 83 | 73 | 74 | 43 | 86 | 88 |
92 | 93 | 76 | 71 | 90 | 72 | 67 | 75 |
80 | 91 | 61 | 72 | 97 | 91 | 88 | 81 |
70 | 74 | 99 | 95 | 80 | 59 | 71 | 77 |
63 | 60 | 83 | 82 | 60 | 67 | 89 | 63 |
76 | 63 | 88 | 70 | 66 | 88 | 79 | 75 |
Sulit untuk menarik kesimpilan dari daftar tersebut. kita belum dapat menentukan berapa nilai ujian terendah dan tertinggi, demikian pula dengan nilai ujian yang paling banyak.
Bandingkan dengan tabel yang sudah disusun dalam bentuk daftar frekuensi (tabel 2a dan tabel 2b) tabel 2a merupakan daftar frekuensi dari data tunggal, sedangkan 2b daftar frekuensi yang disusun dari data yang sudah di kelompokan pada kelas yang sesuai dengan selang intervalnya.
Tabel 2a
Tabel 2b.
Tabel 2b.
Kelas ke- Nilai Ujian Frekuensi fi
1 31 – 40 2
2 41 – 50 3
3 51 – 60 5
4 61 – 70 13
5 71 – 80 24
6 81 – 90 21
7 91 – 100 12
Jumlah 80
Kelas ke- | Nilai Ujian | Frekuensi fi |
1 | 31 – 40 | 2 |
2 | 41 – 50 | 3 |
3 | 51 – 60 | 5 |
4 | 61 – 70 | 13 |
5 | 71 – 80 | 24 |
6 | 81 – 90 | 21 |
7 | 91 – 100 | 12 |
Jumlah | 80 |
Tabel 2b merupakan daftar frekuensi dari data yang sudah
dikelompokkan. Daftar ini merupakan daftar frekuensi yang sering
digunakan. Kita sering kali mengelompokkan data contoh ke dalam
selang-selang tertentu agar memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai
karakteristik dari data. Dari daftar tersebut, kita bisa mengetahui
bahwa mahasiswa yang mengikuti ujian ada 80, selang kelas nilai yang
paling banyak diperoleh oleh mahasiswa adalah sekitar 71 sampai 80,
yaitu ada 24 orang, dan seterusnya. Hanya saja perlu diingat bahwa
dengan cara ini kita bisa kehilangan identitas dari data aslinya.
Sebagai contoh, kita bisa mengetahui bahwa ada 2 orang yang mendapatkan
nilai antara 31 sampai 40. Meskipun demikian, kita tidak akan tahu
dengan persis, berapa nilai sebenarnya dari 2 orang mahasiswa tersebut,
apakah 31 apakah 32 atau 36 dst.
Ada beberapa istilah yang harus dipahami terlebih dahulu dalam menyusun daftar frekuensi.
Ada beberapa istilah yang harus dipahami terlebih dahulu dalam menyusun daftar frekuensi.
Tabel 3.
Kelas ke- Selang
Nilai Ujian Batas Kelas Nilai Kelas
(xi) Frekuensi
(fi)
1 31 – 40 30.5 – 40.5 35.5 2
2 41 – 50 40.5 – 50.5 45.5 3
3 51 – 60 50.5 – 60.5 55.5 5
4 61 – 70 60.5 – 70.5 65.5 13
5 71 – 80 70.5 – 80.5 75.5 24
6 81 – 90 80.5 – 90.5 85.5 21
7 91 – 100 90.5 – 100.5 95.5 12
Jumlah 80
Kelas ke- | Selang Nilai Ujian | Batas Kelas | Nilai Kelas (xi) | Frekuensi (fi) |
1 | 31 – 40 | 30.5 – 40.5 | 35.5 | 2 |
2 | 41 – 50 | 40.5 – 50.5 | 45.5 | 3 |
3 | 51 – 60 | 50.5 – 60.5 | 55.5 | 5 |
4 | 61 – 70 | 60.5 – 70.5 | 65.5 | 13 |
5 | 71 – 80 | 70.5 – 80.5 | 75.5 | 24 |
6 | 81 – 90 | 80.5 – 90.5 | 85.5 | 21 |
7 | 91 – 100 | 90.5 – 100.5 | 95.5 | 12 |
Jumlah | 80 |
Range : Selisih antara nilai tertinggi dan terendah. Pada contoh ujian di atas, Range = 99 – 35 = 64
Batas bawah kelas: Nilai terkecil yang berada pada
setiap kelas. (Contoh: Pada Tabel 3 di atas, batas bawah kelasnya adalah
31, 41, 51, 61, …, 91)
Batas atas kelas: Nilai terbesar yang berada pada setiap kelas. (Contoh: Pada Tabel 3 di atas, batas bawah kelasnya adalah 40, 50, 60, …, 100)
Batas kelas (Class boundary): Nilai yang
digunakan untuk memisahkan antar kelas, tapi tanpa adanya jarak antara
batas atas kelas dengan batas bawah kelas berikutnya. Contoh: Pada kelas
ke-1, batas kelas terkecilnya yaitu 30.5 dan terbesar 40.5. Pada kelas
ke-2, batas kelasnya yaitu 40.5 dan 50.5. Nilai pada batas atas kelas
ke-1 (40.5) sama dengan dan merupakan nilai batas bawah bagi kelas ke-2
(40.5). Batas kelas selalu dinyatakan dengan jumlah digit satu desimal lebih banyak daripada data pengamatan asalnya.
Hal ini dilakukan untuk menjamin tidak ada nilai pengamatan yang jatuh
tepat pada batas kelasnya, sehingga menghindarkan keraguan pada kelas
mana data tersebut harus ditempatkan. Contoh: bila batas kelas di buat
seperti ini:
Kelas ke-1 : 30 – 40
Kelas ke-2 : 40 – 50
dst.
Apabila ada nilai ujian dengan angka 40, apakah harus ditempatkan pada kelas-1 ataukah kelas ke-2?
Panjang/lebar kelas (selang kelas): Selisih antara
dua nilai batas bawah kelas yang berurutan atau selisih antara dua nilai
batas atas kelas yang berurutan atau selisih antara nilai terbesar dan
terkecil batas kelas bagi kelas yang bersangkutan. Biasanya lebar kelas
tersebut memiliki lebar yang sama.
Contoh:
Contoh:
lebar kelas = 41 – 31 = 10 (selisih antara 2 batas bawah kelas yang berurutan) atau
lebar kelas = 50 – 40 = 10 (selisih antara 2 batas atas kelas yang berurutan) atau
lebar kelas = 40.5 – 30.5 = 10. (selisih antara nilai terbesar dan terkecil batas kelas pada kelas ke-1)
Nilai tengah kelas: Nilai kelas merupakan nilai tengah dari kelas yang bersangkutan yang diperoleh dengan formula berikut: ½ (batas atas kelas+batas bawah kelas).
Nilai ini yang dijadikan pewakil dari selang kelas tertentu untuk
perhitungan analisis statistik selanjutnya. Contoh: Nilai kelas ke-1
adalah ½(31+40) = 35.5
Banyak kelas: Sudah jelas! Pada tabel ada 7 kelas.
Frekuensi kelas: Banyaknya kejadian (nilai) yang
muncul pada selang kelas tertentu. Contoh, pada kelas ke-1, frekuensinya
= 2. Nilai frekuensi = 2 karena pada selang antara 30.5 – 40.5, hanya
ada 2 angka yang muncul, yaitu nilai ujian 31 dan 38.
Teknik pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi (TDF)
Distribusi frekuensi dibuat dengan alasan berikut:
Distribusi frekuensi dibuat dengan alasan berikut:
- kumpulan data yang besar dapat diringkas
- dapat memperoleh beberapa gambaran mengenai karakteristik data
- merupakan dasar dalam pembuatan grafik penting (seperti histogram)
Banyak software (teknologi komputasi ) yang bisa digunakan untuk
membuat tabel distribusi frekuensi secara otomatis. Meskipun demikian,
di sini tetap akan diuraikan mengenai prosedur dasar dalam membuat tabel
distribusi frekuensi.
Langkah-langkah dalam menyusun tabel distribusi frekuensi:
- urutkan data, biasanya diurutkan dari nilai yang paling kecil
- agar range dapat diketahui dan mempermudah perhitungan frekuensi tiap kelas
- tentukan range (rentang atau jangkauan)
- range= nilai maksimum - nilai minimum
- tentukan banyak kelas yang diinginkan.jangan terlalu banyak/sedikit berkisar antara 5 dan 20, tergantung dari banyak dan sebaran datanya
- aturan sturges : banyak kelas = 1 + 3.3 log n, dimana n =banyaknya data
- tentukan panjang / lebar kelas interval (p)
- panjang kelas (p) = ( rentang / banyak kelas )
- tentukan nilai ujung bawah kelas interval pertama
Pada saat menyusun TDF, pastikan bahwa kelas tidak tumpang tindih
sehingga setiap nilai-nilai pengamatan harus masuk tepat ke dalam satu
kelas. Pastikan juga bahwa tidak akan ada data pengamatan yang
tertinggal (tidak dapat dimasukkan ke dalam kelas tertentu). Cobalah
untuk menggunakan lebar yang sama untuk semua kelas, meskipun
kadang-kadang tidak mungkin untuk menghindari interval terbuka, seperti ”
≥ 91 ” (91 atau lebih). Mungkin juga ada kelas tertentu dengan
frekuensi nol.
GRAFIK DISTRIBUSI FREKUENSI
Terdapat tiga jenis grafik yang akan kita bahas, yaitu:
Histogram
Histogram adalah salah satu
cara menyatakan daftar ditribusi frekuensi atau distribusi frekuensi
relatif. Pada histogram, variable ditulis pada sumbu horizontal, dan
frekuensi (ataupun frekuensi relatif) digambarkan sebagai panjang dari
persegi panjang. Lebar persegi panjang adalah lebar dari kelas interval
sehingga antara persegi panjang yang satu dengan yang lain tidak
memiliki jarak.
Contoh pada data tunggal :
Tentukan histogram untuk
daftar distribusi frekuensi dan frekuensi relatifnya berdasarkan data
jumlah siswa yang terlambat masuk sekolah selama 30 hari di SMAN Jaya
Selalu
Maka histrogamnya
Poligon Frekuensi
Poligon frekuensi merupakan
salah satu cara untuk menggambarkan distribusi frekuensi. Untuk
memperoleh distribusi frekuensi, kita tempatkan titik di tengah sisi
lebar dari setiap persegi panjang. Kemudian, titik-titik tersebut
dihubungkan sehingga kita memperoleh grafik garis yang kita sebut dengan
poligon frekuensi
Contoh pada data tunggal
Tentukan poligon frekuensi dari data di bawah ini
Cara membuat poligon frekuensi
sehingga poligon frekuensinya
Ogive
Kurva distribusi frekuensi kumulatif disebut ogive. Ogive
dibuat dengan cara menempatkan titik-titik limit kelas bawah pada sumbu
horizontal dan pada sumbu vertikal ditempatkan frekuensi kumulatif.
Kemudian titik-titik tersebut dihubungkan sehingga kita mendapatkan
kurva yang mulus yang terus meningkat.
Contoh
Tentukan ogive dari tabel
daftar distribusi frekuensi berikut dan kemudian tentukan berdasarkan
kurva tersebut jumlah siswa yang nilainya di bawah 70.
Ogivenya
Daftar Pustaka :
-http://smartstat.wordpress.com/2010/03/29/distribusi-frekuensi/
-http://zaneta9bp2.blogspot.com/p/contoh-tabel-distribusi-frekuensi_2795.html